INFORMASI TERBARU....
Loading...
Showing posts with label plant madecines. Show all posts
Showing posts with label plant madecines. Show all posts
Fennel is one of nine plant that are considered miracle drug in th anglo saxon.In Indonesia have been cultivated and sometimes as herbs or medicinal plants. This plant can live from lowlands to an altitude of 1800 m above sea level, but it will grow better in the highlands. Originally from southern Europe and Asia, and its benefits then widely grown in Indonesia, India, Argentina, Europe, and Japan. height 50 cm - 2 m, growing in clumps. One family usually consists of 3-5 stems. Bluish green stem, grooved, jointed, hollow, fragrant scent when bruised. The layout leaves alternate, pinnate compound with double two fins narrow, needle shape, tapered tip and base, flat edge,  sheath white, membranous sheath shaped with the top hat. Structured as an umbrella flower inflorescence compound with 6-40 peduncle, peduncle length mother 5-1 0 cm, long peduncle 2-5 mm, yellow crown, out of the rod tip. Fruit oval, ribbed, length 6-10 mm, width 3-4 mm, young green after green or dark brown little brown slightly yellow until completely brown. However, the color of the fruit varies depending on the country of origin. Ripe fruit has a distinctive aromatic smell, taste if it was relatively like camphor. Fennel oil yield, which is the result of refined powder fennel fruits are ripe and dry. There are two kinds of fennel oil, sweet and bitter. Both, are used in the pharmaceutical industry. Fennel is also used for seasoning, or used as an ingredient that improves the taste (corrigentia saporis) scent and medicinal herb. Usually fennel is used in conjunction with pulosari (Alyxia stellata) bark. The leaves can be eaten as a vegetable. Propagation by seed or by separating young plants.

Local Name of Fennel mededinal plants

Hades (Sunda), anise, fennel Londa, fennel Landi (Java); Adhas (Madura), fennel (Bali), wala Wunga (Sumba).; Das spicy (Aceh), anise, fennel (Malay).; Adeh , Manih (Minangkabau). paapang, paampas (Manado).; Popoas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo); Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu (Napier), adase (Bugis).; Hsiao Hui (China), phong Karee, Mellet Karee (Thailand); Jintan Manis (Malaysia). barisaunf, madhurika (Ind. / Mr.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel

Curable Disease:

Abdominal pain (heartburn), flatulence, nausea, vomiting, a little milk,; diarrhea, jaundice (jaundice), loss of appetite, cough,; Shortness of breath (asthma), menstrual pain, menstrual tertur, arthritic goat,; Difficult sleeping (insomnia), the testicles descend (orchidoptosis), colic,; intestine down to the groin (inguinal hernia), gallstones,; Swelling of the vas deferens (epididymis); Stockpiling fluid in the scrotal sac (hiodrokel testis); Poisoning medicinal plants or fungi, improve eyesight;
composition:
CHEMICAL PROPERTIES AND EFFECTS pharmacological fruit: ripe fruit contains an aromatic smell, taste slightly sweet, spicy, warm, enter the liver meridian, kidney, spleen, and stomach. Leaves: aromatic smelling oil from the fruit: fennel oil (fennel oil). CHEMICAL CONTENT: Fennel contains volatile oil (Oleum Foeniculi) 1-6%, contains 50-60% anetol, approximately 20% fenkon, pinene, limonene, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, anisat acid, and 12% fatty oil. Content anetol causing fennel issued a distinctive aroma and nutritious carminative. The root contains bergapten. Roots and seeds contain stigmasterin (serposterin). Pharmacological Effects and Outcomes Research:

  1. Active components, anisaldehida, increasing efficacy streptomycin for the treatment of tuberculosis in mice.
  2. Improve the digestive tract and stimulate peristalsis expenditure fart (flatus).
  3. Eliminate cold and phlegm. 
  4. Anetol containing fennel oil, fenkon, chavicol, and efficacious anisaldehid soothing the digestive tract and it works like a stimulant appetite. 
  5. Of the adult human studies, it was found that fennel has the effect of destroying kidney stones.
  6. In animal experiments, extracts of fennel leaf decoction can lower blood pressure. However, other ways of processing do not show these properties.
Fennel medecinal plants

VEDIO OF VISUAL FROM FENNEL MEDECINE PLANT 

 

kandungan zat tanaman katuk yang memiliki nama ilmiah  berdasarkan hasil analisis sauropus androgynus  hasil analisis GCMS pada ekstrak heksana menunjukkan adanya beberapa senyawa alifatik. Pada ekstrak eter terdapat komponen utama yang meliputi : monometil suksinat, asam benzoat dan asam 2-fenilmalonat; serta komponen minor meliputi : terbutol, 2-propagiloksan, 4H-piran-4-on, 2-metoksi-6-metil, 3-peten-2-on, 3-(2-furanil), dan asam palmitat. Pada ekstrak etil asetat terdapat komponen utama yang meliputi: sis-2-metil-siklopentanol asetat. Kandungan daun katuk meliputi protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. pirolidinon, dan metil piroglutamat serta p-dodesilfenol sebagai komponen minor.
Dalam 100 g daun katuk terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Tanaman katuk dapat meningkatkan produksi ASI diduga berdasarkan efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Pada penelitian terdahulu daun katuk mengandung efedrin.

Efek Farmakologis

tanaman katukDaun katuk berkhasiat memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok dan darah kotor. Tiga peneliti menyatakan infus daun katuk dapat meningkatkan produksi air susu pada mencit. Infus daun katuk dapat meningkatkan jumlah asini tiap lobulus kelenjar susu mencit. Satu peneliti menyatakan isolat fase eter dan ekstrak petroleum eter daun katuk tidak menyebabkan peningkatan sekresi air susu yang bermakna. Satu peneliti menyatakan bahwa dekok akar katuk mempunyai efek antipiretik terhadap burung merpati.
Infus akar katuk mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg/100 g bb. Konsumsi sayur katuk oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Proses perebusan daun katuk dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Pemberian infus daun katuk kadar 20 %, 40 %, dan 80 % pada mencit selama periode organogenesis tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan tidak menyebabkan resorbsi. Jus daun katuk mentah digunakan sebagai pelangsing tubuh alami di Taiwan.

Efek samping

kandungan zat tanaman katuk dan efeknya terjadi di Taiwan, 44 orang mengkonsumsi jus daun katuk mentah (150 g) selama 2 minggu - 7 bulan, terjadi efek samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak makan dan sesak nafas. Gejala hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun katuk. Hasil biopsi dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.(9) Sejumlah 178 pasien mengkonsumsi jus daun katuk mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng (16,9 %), campuran (20.8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan. Terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah, sedangkan konsumsi selama 22 bulan atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen.
Di Amerika, sejak tahun 1995 daun katuk goreng, salad daun katuk, dan minuman banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh). Penelitian dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5 pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun katuk. Pada uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi hampir tidak berkhasiat. Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).
Proses perebusan daun katuk dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Jadi dapat disimpulkan pemanasan dapat mengurangi sampai meniadakan sifat racun daun katuk.

Jenis sediaan daun katuk

Dari 213 jenis jamu yang berasal dari 9 pabrik jamu, hanya ditemukan 6 jenis jamu (2,8 %) yang mengandung daun katuk. Dari 6 jenis tersebut, 4 jenis di antaranya mempunyai indikasi sebagai pelancar ASI. Data tahun 2000 menunjukkan 10 jenis sediaan fitofarmaka daun katuk sebagai pelancar ASI telah beredar di Indonesia.
Pemanfaatan daun katuk sebagai jamu atau sediaan fitofarmaka adalah sebagai pelancar ASI. Efek samping utama daun katuk adalah konstriksi bronkiolitis yang permanen.
Penelitian efek samping pelancar ASI terhadap ibu dan anak belum penah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini perlu dilakukan, dan jika telah terbukti keamanannya maka sediaan fitofarmaka daun katuk mempunyai peluang untuk dianjurkan agar digunakan. informasi mengenai kandungan zat tanaman katuk dan efeknya ini semoga bermanfaat
sumber  http://www.smallcrab.com
tanaman katukTanaman katuk banyak dimanfaatkan daunnya, tanaman ini memiliki nama ilmiah
Sauropus adrogynus(L) Merr, famili Euphorbiaceae.Tanaman ini sebenarnya tanaman yang biasanya digunakan sebagai tanaman pagar, banyak ditanam petani sebagai pembatas pekarangan, jarang di budidayakan secara khusus, tetapi karena manfaatnya yang besar bagi ibu yang sedang menyusui terutama sebagai konsumsi pokok bagi ibu yang sedang mengalami permasalahan produksi ari susu ibu yang kurang lancar

Spesifikasi tanaman katuk sauropus androgynus

  1. Nama daerah: Memata (Melayu), Simani (Minangkabau), Katuk (Sunda), Kebing dan Katukan (Jawa), Kerakur (Madura). Terdapat di berbagai daerah di India, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia tumbuh di dataran dengan ketinggian 0-2100 m di atas permukaan laut.
  2. Tanaman ini berbentuk perdu. Tingginya mencapai 2-3 m. Cabang-cabang agak lunak dan terbagi Daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm dan lebar 1,25-3 cm. 
  3. Bunga tunggal atau berkelompok tiga. 
  4. Buah bertangkai panjang 1,25 cm.(2) 

Memperbanyak tanaman katuk sauropus androgynus

Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu, panjang lebih kurang 20 cm disemaikan terlebih dahulu. Setelah berakar sekitar 2 minggu dapat dipindahkan ke kebun. Jarak tanam panjang 30 cm dan lebar 30 cm. Setelah tinggi mencapai 50-60 cm dilakukan pemangkasan agar selalu didapatkan daun muda dan segar.

Di Bogor yang merupakan daerah penopang dari ibukota Jakarta yang banyak suplai tanaman hasil bumi telah dibudidayakan untuk meningkatkan pendapatan penduduk. Pada umumnya daun katuk digunakan sebagai sayuran. Di Indonesia daun katuk digunakan untuk melancarkan air susu ibu, obat borok, bisul, demam, dan darah kotor. Daun katuk sudah diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Sepuluh pelancar ASI yang mengandung daun katuk telah beredar di Indonesia pada tahun 2000, dikarena manfaatnya yang penting bagi ibu muda, maka sangat perlu bagi generasi muda mengenal tanaman katuk sauropus androgynus.

bibit pohon salam
Pohon Salam yang bernama latin Syzygium polyanthum  dan Sinonimnya adalah Eugenia polyantha,  
Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1,800 m dpi. Pohon bertajuk rimbun, tinggi mencapai 25 m, berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun bentuknya lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda. Daun bila diremas berbau harum. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan dengan biji, cangkok atau stek.
Nama Lokal pohon salam :
Gowok, (Sunda), manting (Jawa), kastolam (Kangean); Meselangan, ubar serai (Melayu),Salam (Indonesia, Sunda, Jawa, Madura); 

Tanaman salam (Syzygium polyanthum) sebagai salah satu tanaman herbal yang oleh masyarakat Indonesia biasa digunakan untuk rempah-rempah dalam masakan, disamping sebagai penyedap makanan, juga sebagai obat herbal. Tanaman daun salam adalah salah satu jenis tanaman herbal  dapat ditemukan di Burma keselatan sampai di Indonesia, tumbuh pada ketinggian 5 m sampai 1.000 m di atas permukaan laut, di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1800 m, banyak tumbuh di hutan-hutan atau dibudidayakan secara tradisional oleh para petani.

Tanaman salam berupa pohon semak menengah walaupun dapat mencapai ketinggian 30 m. Kulit batangnya berwarna coklat-abu-abu, yang tua pecah-pecah menyerupai sisik. Daunnya tunggal letaknya seberang menyeberang pada cabang horisontal seolah-olah diatur dalam 2 baris. Helai daun berbentuk bulat panjang menyempit pada pangkal dan ujungnya sehingga berbentuk elips dengan ukuran 5-16 x 2,5-7 cm.

Bunganya berupa karangan bunga malai, dengan banyak bunga, 2-8 cm, tumbuh di bawah daun atau kadang-kadang di ketiak daun, kecil-kecil dan baunya harum. Hermafrodit, mempunyai 4-5 kelopak dan mahkota, banyak benang sari dengan tangkainya berwarna cerah, yang kadang-kadang menjadi bagian dari bunga.

Tanamansalam merupakan tanaman herbal Indonesia, umumnya masyarakat Indonesia menggunakan daun salam sebagai pelengkap masakan yang juga memiliki khasiat sebagai obat herbal. Daun salam sebagai obat digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi (hipertensi), gastritis, diare dan pengobatan asam urat tinggi. Unsur kimia yang terkandung dalam daun salam antara lain, saponin, triterpenoid, flavonoid, polifenol, alkaloid, tanin dan minyak atsiri dalam bentuk senyawa lakton dan fenol.